27 Agustus 2010

Cerita Silat Jawa

Saya mengenal komik sekitar tahun 1994-an, oleh kedua orang tua saya yang memang penikmat komik Indonesia. Cerita silat khususnya karya SH. Mintardja adalah bacaan wajib terutama serial Nagasasra Sabuk Inten dan Api Di Bukit Menoreh-nya. Masih ingat dulu, para ortu kalau pinjam komik dan cerita silat satu tas kresek gede. Apa yang digemari oleh orang tua biasanya secara pelan tapi pasti akan menular baik kepada orang sekitar maupun kepada anaknya seperti saya.
Saya bukanlah kolektor komik. Tapi hanyalah seorang pecinta komik dan cerita silat. Sebagai penikmat komik kegiatan mengumpulkan komik di jalani dengan enjoy sambil dibaca di kala senggang.
Banyak terima kasih kepada lontaremas yang sudah menyediakan link download cerita-cerita silat Indonesia yang sudah tidak terbit lagi ini.


KARYA : S.H. MINTARJA
□ Nagasasra dan Sabuk Inten, Episode : 01-05, 06-10, 11-15, 16-20 Tamat
□ Api Di Bukit Menoreh I (Doc), Buku : 01-10, 11-20, 21-30, 31-40, 41-50, 51-60, 61-70, 71-80, 81-90, 91-100.
□ Api Di Bukit Menoreh II, Buku : 101-110, 111-120, 121-130, 131-140, 141-150, 151-160, 161-170, 171-180, 181-190, 191-200
□ Api Di Bukit Menoreh III, Doc: 201-210, 211-220, 221-230, 231-240, 241-250, 251-260, 261-270, 271-280, 281-290, 291-300

DJVU : 201, 202, 203, 204, 205, 206, 207, 208, 209, 210, 211, 212, 213, 214, 215, 216, 217, 218, 219, 220, 221, 222, 223, 224, 225, 226, 227, 228, 229, 230, 231, 232, 233, 234, 235, 236, 237, 238, 239, 240, 241, 242, 243, 244, 245, 246, 247, 248, 249, 250, 251, 252, 253, 254, 255, 256, 257, 258, 259, 260, 261, 262, 263, 264, 265, 266, 267, 268, 269, 270, 271, 272, 273, 274, 275, 276-280, 281-285, 286-290, 291-295, 296, 297, 298, 299, 300

□ Api Di Bukit Menoreh IV
(Doc), Buku : 301-310, 311-320, 321-330, 331-340, 341-350, 351-360, 361-370, 371-380, 381-390, 391-396

(Djvu), Buku : 301, 302, 303, 304, 305, 306, 307, 308, 309, 310, 311, 312, 313, 314, 315, 316, 317, 318, 319, 320, 231, 322, 323, 324, 325, 326, 327, 328, 329, 330, 331, 332, 333, 334, 335, 336, 337, 338, 339, 340, 341, 342, 343, 344, 345, 346, 347, 348, 349, 350, 351, 352, 353, 354, 355, 356, 357, 358, 359, 360, 361, 362, 363, 364, 365, 366, 367, 368, 369, 370, 371, 372, 373, 374, 375, 376, 377, 378, 379, 380, 381, 382, 383, 384, 385, 386, 387, 388, 389, 390, 391, 392, 393, 394, 395, 396

□ Suramnya Bayang-Bayang, Episode : 01-10, 11-20, 21-31, 31-40 Tamat
□ Sayap-sayap Yang Terkembang, Jilid : 01-05, 06-10, 11-15, 16-20, 21-25, 26-30, 31-35, 36-40, 41-45, 46-50, 51-55, 56-60, 61-67 (Tamat)
Tanah Warisan (1-6 Tamat)
□ Istana-Yang_Suram, 01-30, 31-60 Tamat.
Kembang Kecubung Jilid 1-6 (Tamat)
Meraba Matahari (Tamat)
□ Jejak Di Balik Kabut, Jilid : 01-10, 11-20, 21-30, 31-40 (Tamat)
□ Yang Terasing, Jilid: 01-05, 06-10, 11-13 (Tamat)
□ Pelangi Di Langit Singasari
Episode "Bunga di Kaki Gunung Kawi" :01-05, 06-10, 11-15, 16-20, 21-25, 26-30, 31-35, 36-40, 41-45, 46-50
Episode "Bara Diatas Singgasana" : 51-55, 56-60, 61-65, 66-70, 71-75, 76-79 (Tamat)
Episode "Panasnya Bunga Mekar" : Jilid : 01-05, 06-10, 11-15, 16-20, 21-25, 26-31 Tamat

□ Arya Manggala I
Arya Manggala II

KARYA ASMARAMAN S (KHO PING HOO)

Serial Keris Pusaka Megatantra :
1. KPSM1-Keris Pusaka Sang Megatantra (Tamat)
2. KPSM2-Nurseto Ksatria Karangtirta (Tamat)
3. KPSM3-Badai Laut Selatan, Jilid: 01-10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
4. KPSM4-Perawan Lembah Wilis
5. KPSM5-Sepasang Garuda Putih

Serial Pecut Sakti Bajrakirana
1. PSB1-Pecut Sakti Bajrakirana
2. PSB2-Seruling Gading
3. PSB3-Alap-alap Laut Kidul
4. PSB4-Bagus Sajiwo
5. PSB5-Kemelut Blambangan

Serial Sejengkal Tanah Sepercik Darah
1. Sejengkal Tanah Sepercik Darah
2. Geger Singosari dan Majapahit

Serial Lepas (Silat Jawa)
Asmara Di Balik Dendam Membara
Bajak Laut Kertapati
Banjir Darah Di Borobudur (Darah Mengalir Di Borobudur)
Jaka Galing (Tombak Pusaka Kyai Santanu)
Kemelut Di Majapahit
□ Keris Pusaka dan Kuda Iblis (Jarot Pahlawan Perkasa)
Keris Pusaka Nogopasung
Kidung Senja di Mataram
Ratnawulan (Dara Perkasa Ratnawulan)
□ Rondokuning Membalas Dendam
Satria Gunung Kidul (Saritama)
Pendekar Gunung Lawu (Pendekar Baju Putih)
Keris Maut

KARYA : ARSWENDO ATMOWILOTO
□ Senopati Pamungkas I, Episode : 01-04, 05-08, 09-13 Tamat
□ Senopati Pamungkas II : Bagian 1, Bagian 2 (Tamat)

KARYA : MOTINGGO BOESYE
Seri 7 Manusia Harimau
Pantang Berdendam
Aji Mlati
Amukan Pendekar Edan
Misteri Tirai Setanggi
Pendekar Wanita Buta
Rahasia Kitab Tujuh

KARYA : AAN MERDEKA
Kunanti Di Gerbang Pakuan
Sang Mudinglaya
Senja Jatuh Di Pajajaran
Tersesat Di Rawa Onom
Kemelut di Cakrabuana

NEIN ARIMASEN
Kehidupan Para Pendekar
□ Mata Elang
Rimba dan Gunung Hijau
Rumpun Menghijau
Seratus Hari

KARYA : GILANG
SERIAL SI PEMANAH GADIS
Si Pemanah Gadis
Tabir Ilmu Sakti Rimba Persilatan
Sengketa Kitab Pusaka Api-Api
Pendekar Elang Salju

KARYA : LANGIT KRESNA HARIADI
Bergelut Dalam Kemelut Tahta dan Angkara
Gajah Mada
Hamukti Palapa
Candi Murca
Negara Kertagama (Pancakarsa)
Ramalan Ronggowasito

KARYA : WIDI WIDAYAT
Juragan Tamak Negeri Malaya
Mencari Ayah Kandung
Persekutuan Dua Iblis
Setan Berjubah Gentayangan*
Surat Darah
Tersesat Di Lembah Kematian

KARYA : AJISAKA
Dendam Tokoh Buangan
Pedang Bintang
Macan-Macan Betina
Pendekar Tangan Baja
Hancurnya Samurai Cabul
Pedang Siluman
Tiga Macan Lembah Neraka
Prahara Hutan Bandan
Rahasia Syair Leluhur
Setan Mabok
Teror Macan Putih
Perjalanan Menentang Maut
Dewi Penyebar Maut
Banjir Darah di Bojong Gading
Neraka Untuk Sang Pendekar
Pemburu Puteri Datuk
Raja Temgkorak
Keris Peminum Darah


KARYA : TEGUH S.
Dendam Anak Pengemis
Darah Pendekar
Datuk Pulau Ular
Dendam Berkubang Darah
Iblis Berwajah Seribu
Jago Dari Seberang
Prahara Darah Biru
Prahara Gadis Tumbal
Pengantin Berdarah
Pusaka Goa Naga
Setan Pedang Perak
Tengkorak Berbisa
Jari Malaikat
Tujuh Mata Dewa
Rahasia Cincin Mustika
Rahasia Puri Merah
Rahasia Dara Iblis
Bangkitnya Pandan Wangi
Titisan Dewi Iblis
Korban Ratu Pelangi
Singa Gurun (Seri PRS_136)
Mawar Berbisa (Teguh S)
Pertentangan Dua Datuk (Seri Pendekar Pulau Neraka)
Lambang Kematian (Seri Pendekar Pulau Neraka)
Pengantin Dewa Rimba
Sabuk Penawar Racun
Iblis Tengkorak
Ratu Alam Baka
Pendekar Singa Gurun
Bencana Tanah Kutukan
Kabut Hitam di Karang Setra
Sepasang Bangau Putih
Perawan Rimba Tengkorak
Pengkhianatan Danupaksi

BHARATA :
Kisah Dunia Persilatan
Dendam Perempuan Sepi
Persekutuan Dua Iblis

BASTIAN TITO :
Mayat dalam Istana
Pulau Mayat
Rahasia Lenyapnya Mayat Mahesa
Rahasia Makam Mahesa
Si Bungkuk Berjubah Putih
Tabir Asmara Hitam


MIKE SIMON :
Jabrik Sakti Wanara
Sebilah Pedang Seribu Romansa

PRABA DARANA :
Tanah Semenanjung
□ Gema Di Ufuk Timur, Buku 1, Buku 2
Banyuwangi
Prabarini

T. HIDAYAT :
Tersesat di Lembah Kematian (T. Hidayat)
Jerat Peri Kembangan
Malaikat Gerbang Neraka
Gerombolan Setan Merah
Laba-laba Hitam
Mencari Jejak Pembunuh
Kumbang Merah
Keturunan Datuk-datuk Persilatan
Desa Siluman
Setan Pantai Timur
Serigala Siluman
Sengketa Jago-Jago Pedang
Pengembala Mayat
Dendam Pendekar Cacat
Tewasnya Raja Racun Merah
Tiga Iblis Bukit Tandur
Putera harimau

HERMAN PRATIKTO :
Bulan Jatuh di Lereng Gunung
□ Asal-Usul Bende Mataram, Jilid : 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08, 09, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 (tamat)
Bunga Ceplok Ungu dari Banten (Tamat)
□ Bende Mataram, Jilid : 01-25, 26-49 (Tamat)
□ Mencari Bende Mataram, Jilid : 01-10, 11-19 Tamat

SAINI K.M.
Pangeran Anggadipati
Raden Banyak Sumba
Pertarungan Terakhir

JOHN HALMAHERA :
Wisanggeni I
Wisanggeni II

PENDEKAR SELEBOR :
Undangan Ratu Mesir (Pendekar Selebor)
Malaikat Peti Mati
Bunga Neraka
Dendam dan Asmara
Dagelan Setan


LAIN-LAIN :
Amarah Bunga Pedang Iblis
Damarwulan (Zuber Usman)
Giring-giring Perak (Makmur Hendrik)
Harta Tanjung Bugel (WH. Wibowo)
Pedang Keabadian
Kidung Maut Malam Purnama
Kitab Serat Biru
Pendekar Kocar-Kacir (D. Affandi)
Pangeran Anggadipati
Pendekar2 Harimau Muda
□ Pendekar Naga Bumi: Bagian I, Bagian II
Tapak Naga Perkasa (Harianto)
Topeng Hitam (Ambhita Dyaningrum)
Tuan Tanah Kedawung (Ganesh Th)
Sengatan Satu Titik 1-22* (Gedongsongo)
Pendekar Gagak Rimang
Lodrapati (Si Ular Sanca Beracun)
Lambang Penyebar Kematian (Fredi S.)
Pesanggrahan Keramat
Pandaya Sriwijaya (Yudhi Herwibowo)
Istana Lima Bidadari
Sekutu Iblis
Tiga Ksatria Bertopeng (Fahri A)
Jejak Darah Masa Lalu (Seri Joko Sableng)
Serat Wedhatama Sri Mangkunegoro IV
Dendam Bidadari Bercadar (Firman R)
Mawar Maut Perawan Tua
□ Seruling Sakti (Didit S.A), Jilid : 01-20, 21-40, 41-60


□ Srikandi, (Djvu) Jilid : 01, 02, 03, 04

24 Agustus 2010

Lantunan-lantunan Rumi



"Kematian terburuk adalah hidup tanpa cinta" (Rumi)




Tiada tuhan selain Allah

Cinta adalah nyala yang, ketika membara, menghanguskan segalanya kecuali Sang Kekasih.
Dia menggerakkan pedang "tiada Tuhan" untuk membantai "yang selain Tuhan"
Setelah "tiada Tuhan", apalagi yang tersisa?
Masih tertinggal "selain Allah," yang lain telah lenyap. Bagus, hebat, wahai Cinta yang membakar berhala.


Muliakanlah Orang-orang Suci

Karena bangga diri dan buta hati
Seperti Iblis, manusia-manusia ini tak lagi memuliakan orang suci
Katanya, “Bagi Tuhan saja, sujud kupersembahkan.”
Padanya Adam memberikan jawaban:
“Sujud kepadaku ini untuk-Nya
Kalian melihatnya berupa dua sujud
Karena ketersesatan dan keingkaran!”
(Rumi, Diwan i Syams 9605-9606)

Jangan kau seperti Iblis,
Hanya melihat air dan lumpur ketika
memandang Adam. Lihatlah di balik lumpur,
beratus-ratus ribu taman yang indah!
(Rumi, Diwan i Syams 18226)


Kritik pada Filosof

Engkau menjadi seorang filosof tapi
engkau tidak tahu
siapa engkau
dari mana engkau datang
Hai orang bodoh!
Bila engkau tidak mengenal dirimu sendiri
Lantas, mengapa engkau membanggakan dirimu
tentang yang kau sebut ilmu pengetahuan?


Bukan Cinta yang Sejati

Sang burung terbang tinggi, sementara bayang-bayangnya meluncur di permukaan bumi, terbang seperti sang burung.
Orang dungu memburu bayang-bayang itu, berlari sampai kehabisan tenaga.
Tanpa mengetahui bahwa yang dikejarnya hanyalah pantulan dari sang burung di langit, tak menyadari sumber bayang-bayang.


Lagu keagamaan yang indah dan penuh harmoni dapat mengingatkan jiwa manusia kepada suara-suara yang pernah didengarnya di alam keabadian.

Mereka yang beriman berkata bahwa pengaruh dari
surga akan membuat setiap suara yang jelek menjadi indah
Kita semua adalah bagian Adam dan pernah mendengar
melodi-melodi tersebut di Surga
Meskipun air dan telah membungkus kita dengan keraguan,
kita masih ingat sesuatu dari suara-suara tersebut …
Suara dan lagu memperkuat gambaran dalam pikiran,
atau lebih dari itu, menjadikan gambaran-gambaran itu mempunyai bentuk.


Cinta memiliki kekuatan luar biasa dalam merubah kepribadian, perasaan dan pikiran manusia.

Karena cinta duri menjadi mawar
Karena cinta cuka menjelma anggur segar
Karena cinta pentungan menjadi mahkota penawar
Karena cinta kemalangan menjadi keberuntungan
Karena cinta rumah penjara nampak bagaikan kedai mawar
Karena cinta timbunan debu kelihatan sebagai taman
Karena cinta api berkobar menjadi cahaya menyenangkan
Karena cinta Setan berubah menjadi bidadari
Karena cinta batu keras menjadi lembut bagaikan mentega
Karena cinta duka menjadi riang gembira
Karena cinta hantu berubah menjadi malaikat
Karena cinta singa tidak menakutkan bagaikan tikus
Karena cinta sakit menjadi sehat
Karena cinta amarah berubah menjadi keramah-tamahan


Dalam mencapai kebenaran tertinggi atau kebenaran agama, jalan Cinta lebih utama dibandingkan jalan Akal atau Pengetahuan.

.. Pencinta punya pelindung dalam pembuluh darahnya,
Pencinta sibuk membicarakan Cinta yang tak dapat dibandingkan.
Kata Akal, “Rukun iman yang lima perkara sudah mencukupi, tiada lagi jalan”
Cinta menjawab, “Ada sebuah jalan, berulang kali aku melaluinya!”
Akal melihat pasar, kemudian mulai berjualan
Cinta melihat ada banyak pasar di sebalik pasar akal.
Banyak al-Hallaj mereka temui di sana, mereka meyakini jiwa cinta
Dan menolak mimbar seraya memilih tiang gantungan
Pencinta yang faqir memiliki penglihatan hati penuh pesona
Orang yang hanya mengandalkan pada akal, hatinya gelap, semua disangkalnya
Akal berkata, “ Janganlah kakimu dijejakkan di situ,
Di halaman istana hanya duri yang tumbuh!”
Cinta berkata, “Duri-duri ini semuanya milik akal yang bersarang dalam dirimu!”
Wspadalah dan diam, buanglah duri kehidupan dari telapak kaki!
Supaya kau mendapat pelindung di dalam dirimu.
Shamsi Tabriz! Kaulah matahari dalam awan kata-kata;
Apabila matahari terbit, maka setiap kata pun sirna!


Kerinduan segala sesuatu kepada asal-usulnya atau permulaan kejadian dirinya bersifat kodrati.

Hasrat tubuh akan padang hijau dan air memancur
Terbit karena ia (Adam) berasal dari tempat itu (Taman Eden)
Kerinduan jiwa kepada Kehidupan dan Yang Maha Hidup
Terbit karena ia berasal dari Jiwa Abadi


Cinta Wanita

Dilihat secara lahir kaulah yang mengatur isterimu
Secara batin dia yang kauhasratkan yang mengaturmu.
Inilah kelebihan manusia: Cinta hewan tidak besar
Dan itu merupakan bukti bahwa martabatnya rendah.

Nabi pernah bersabda: Wanita mengungguli orang arif
Sedangkan lelaki sesat dapat mengalahkan wanita:
Sebab dalam diri lelaki yang sesat
Melekat kekejian seekor binatang buas.

Cinta dan kelembutan adalah sifat sejati manusia
Nafsu angkara adalah sifat binatang.
Wanita adalah seberkas sinar Ilahi: ia bukanlah
Kekasih para lelaki yang berwatak hewani
.
Wanita penuh daya cipta: Hanya saja kau
Menghina karena memandang sebaliknya.


Hawa Nafsu

Hawa nafsumu ialah ibu semua berhala:
Berhala benda ialah ular, berhala jiwa adalah ular naga.
Menghancurkan berhala itu mudah: Namun menganggap mudah
Mengalahkan hawa nafsu adalah tolol.

O Anakku, jika bentuk hawa nafsu ingin kaukenal
Bacalah uraian tentang Neraka dan tujuh pintunya.
Dari hawa nafsu setiap saat bermunculan ratusan tipu muslihat;
Dan dari setiap tipu muslihat seratus Fir`aun
Dan balanteranya terjerumus ke dalam jurang.


Mudah dan Sukar


Ketika kaumulai menaruh muatan di kapal, yakinlah bahaya pasti sedang melintang
Kau tak tahu apakah kapal akan karam atau selamat tiba di daratan
Jika kau berkata, “Tak mau aku berangkat sebelum pasti tentang nasibku.”
Maka kau takkan pergi berdagang: rahasia untung dan rugi takkan terungkap bagimu.
Pedagang yang berhati lemah takkan merasakan hikmah dari untung dan rugi
Malahan dia merugi: Seseorang harus menyalakan api agar memperoleh cahaya.
Karena semua kejadian berjalan di atas harapan, dan tujuan terbaik harapan ialah iman –
Maka hanya dengan Iman kau akan memperoleh keselamatan.


Tidak Lahir

Andai ada yang mengatakan kepada benih dalam rahim,
“Di luar sana ada sebuah dunia yang sangat teratur,
Sebuah dunia yang menyenangkan, luas,
Penuh kesenangan dan banyak makanan;

Gunung, lautan, lembah, taman-taman
Harum semerbak dan sawah ladang ada semua di sana;
Langitnya tinggi menjulang dan terang benderang pula;
Sinar matahari, cahaya bulan dan bintang-bintang tak tepermanai;

Keajaibannya tak dapat dilukiskan;
Namun mengapa kau mau tinggal
Dan minum darah dalam periuk
Yang kotor dan begitu gelap seperti ini?”

Benih, sebagaimana layaknya benih,
Tentu akan memalingkan muka, tak percaya;
Demikian perumpamaan orang buta
Ia tak punya khalayan dan angan-angan sama sekali

Begitu pula, apabila ada seorang arif di dunia ini
Menceritakan dunia yang bebas dari wewangian dan warna.
Tak akan ada satu orang bodoh pun mau mendengar
Mereka terhalang oleh hawa nafsunya sendiri.

Begitu pun dengan benih yang selalu haus akan darah
Sebab darahlah yang mengasuhnya di alam yang hina
Dan darah pula yang mencegahnya melihat dunia yang sebenarnya
Karena itu semenjak saat itu makanannya tak ada selain darah.


Kejahatan dalam Diri Kita

Singa pergi ke sumur untuk menangkap musuhnya
Mengikuti jejak Kelinci yang akan menunjukkan pesaingnya singa yang lain
Mereka lari kencang untuk menemui saingan si raja hutan .
Singa tak sadar musuh yang dilihatnya di sumur adalah bayang-bayangnya sendiri:
Dalam air tampak wajah seekor singa dengan kelinci gemuk di sampingnya
Tak berapa setelah ia mengamati musuhnya dengan teliti
Ia pun lupa kepada si kelinci yang berdiri di sampingnya
Singa melompat untuk menerkam pesaingnya di dalam sumur
Ia jatuh dan tenggelam dalam lubang yang dikhayalkannya sendiri:
Kejahatan dirinya yang telah menerkam dan menyergap kepalanya.
Pembaca, berapa banyak kejahatan kaulihat dalam diri orang lain
Padahal semua itu tak lebih adalah pantulan sifat-sifatmu sendiri!
Dalam diri orang lain sifat dan tabiat burukmu tampak dengan jelas
Kemunafikan, kejahatan dan kesombongan, semuanya.
Kau tidak senang melihat kejahatan yang ada dalam dirimu
Sebab jika demikian kau akan membenci dirimu sendiri.
Bagaikan singa yang menyergap bayangannya sendiri di sumur
Selama ini kau hanya menganiaya dirimu sendiri.
Apabila kau sampai ke lubuk perigi sifat-sifatmu sendiri
Kau akan tahu bahwa dosa pun banyak tersimpan dalam dirimu.


Lelaki dan Perempuan

Di jalan kebenaran pencinta tak mencari mencari apa yang tak dilihat oleh kekasihnya
Jika cahaya Cinta menerobos kalbu kita, artinya Cinta telah bersemayam di hati si dia
Bila Cinta Tuhan menyala dalam hatimu, tentu Tuhan telah mencintaimu
Suara tepukan tidak akan terdengar dari tangan yang bertepuk sebelah tangan
Tuhan telah menetapkan bahwa kita adalah pencinta satu dengan yang lain.
Karena ketentuan itulah setiap hal di muka bumi diberi pasangan
Di mata orang arif, Langit adalah lelaki dan Bumi adalah perempuan
Bumi menerima saja apa yang diturunkan Langit ke haribaan dan rahimnya
Jika bumi kurang panas, Langit mengirimkan panas
Jika bumi kurang segar, Langit menyegarkan bumi yang lembab
Langit berputar menurut sumbunya, bagaikan suami mencari nafkah bagi istrinya
Dan Bumi sibuk mengurus rumah: ia menunggui dan menyusui bayi yang dilahirkan
Perumpamaan Bumi dan Langit adalah seperti bakat dan kepandaian
Yang satu memerlukan yang lain untuk hidup dan maujud
Tanpa Bumi bagaimana kembang dan pepohonan berbunga?
Tanpa Bumi apakah Langit bisa menghasilkan air dan panas?
Ketika Tuhan meletakkan nafsu berahi ke dalam diri lelaki dan perempuan
Lihat, dunia telah berhasil diselamatkan oleh persatuan dari keduanya.
Begitulah Tuhan menanamkan keinginan dalam setiap bagian
Dari keberadaan demi bagian keberadaan yang lain
Siang dan Malam, dilihat dari luar saling bertentangan
Namun untuk mencapai tujuan yang satu, mereka saling membantu
Masing-masing saling mencinta untuk mencapai kesempurnaan
Mereka saling memerlukan agar kerja mereka sempurna
Tanpa Malam, hidup manusia tak akan membuahkan hasil, pun jika tanpa Siang.


Dia Tidak Di Tempat Lain

Salib dan ummat Kristen, ujung ke ujung, sudah kuuji.
Dia tidak di Salib.
Aku pergi ke kuil Hindu, ke pagoda kuno.
Tidak ada tanda apa pun di dalamnya.
Menuju ke pegunungan Herat aku melangkah,
dan ke Kandahar Aku memandang.
Dia tidak di dataran tinggi
maupun dataran rendah. Dengan tegas,
aku pergi ke puncak gunung Kaf (yang menakjubkan).
Di sana cuma ada tempat tinggal
(legenda) burung Anqa.
Aku pergi ke Ka’bah di Mekkah.
Dia tidak ada di sana.
Aku menanyakannya kepada Avicenna (lbnu Sina) sang filosuf
Dia ada di luar jangkauan Avicenna …
Aku melihat ke dalam hatiku sendiri.
Di situlah, tempatnya, aku melihat dirinya.
Dia tidak di tempat lain.


Aku adalah Kehidupan Kekasihku

Apa yang mesti kulakukan, O Muslim? Aku tak mengenal diriku sendiri
Aku bukan Kristen, bukan Yahudi, bukan Gabar, bukan Muslim
Aku bukan dari Timur, bukan dari Barat, bukan dari darat, bukan dari laut,
Aku bukan dari alam, bukan dari langit berputar,
Aku bukan dari tanah, bukan dari air, bukan dari udara, bukan dari api,
Aku bukan dari cahaya, bukan dari debu, bukan dari wujud dan bukan dari hal
Aku bukan dari India, bukan dari Cina, bukan dari Bulgaria, bukan dari Saqsin,
Aku bukan dari Kerajaan Iraq, bukan dari negeri Khurasan.
Aku bukan dari dunia ini ataupun dari akhirat, bukan dari Surga ataupun Neraka
Aku bukan dari Adam, bukan dari Hawa, bukan dari Firdaus bukan dari Ridwan
Tempatku adalah Tanpa tempat, jejakku adalah tak berjejak
Ini bukan raga dan jiwa, sebab aku milik jiwa Kekasih
Telah ku buang anggapan ganda, kulihat dua dunia ini esa
Esa yang kucari, Esa yang kutahu, Esa yang kulihat, Esa yang ku panggil
Ia yang pertama, Ia yang terakhir, Ia yang lahir, Ia yang bathin
Tidak ada yang kuketahui kecuali :Ya Hu” dan “Ya man Hu”
Aku mabuk oleh piala Cinta, dua dunia lewat tanpa kutahu
Aku tak berbuat apa pun kecuali mabuk gila-gilaan
Kalau sekali saja aku seminit tanpa kau,
Saat itu aku pasti menyesali hidupku
Jika sekali di dunia ini aku pernah sejenak senyum,
Aku akan merambah dua dunia, aku akan menari jaya sepanjang masa.
O Syamsi Tabrizi, aku begitu mabok di dunia ini,
Tak ada yang bisa kukisahkan lagi, kecuali tentang mabuk dan gila-gilaan.


Tanpa Cinta, Segalanya Tak Bernilai

Jika engkau bukan seorang pencinta, maka jangan pandang hidupmu adalah hidup. Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan dihitung pada Hari Perhitungan nanti. Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta, akan menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya.
Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari. Mereka merupakan bintang-bintang di langit agama yang dikirim dari langit ke bumi. Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.
Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting dalam zikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan. Lihatlah pepohonan ini! Semuanya gembira bagaikan sekumpulan kebahagiaan. Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan? Sang lili berbisik pada kuncup : “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”
Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati adalah melalui Kerendahan Hati. Hingga dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan : “Bukankah Aku ini Rabbmu?”


Menyatu Dalam Cinta

Berpisah dari Layla, Majnun jatuh sakit. Badan semakin lemah, sementara suhu badan semakin tinggi.
Para tabib menyarankan bedah, “Sebagian darah dia harus dikeluarkan, sehinggu suhu badan menurun.”
Majnun menolak, “Jangan, jangan melakukan bedah terhadap saya.”
Para tabib pun bingung, “Kamu takut? padahal selama ini kamu masuk-keluar hutan seorang diri. Tidak takut menjadi mangsa macan, tuyul atau binatang buas lainnya. Lalu kenapa takut sama pisau bedah?”
“Tidak, bukan pisau bedah itu yang kutakuti,” jawab Majnun.
“Lalu, apa yang kau takuti?”
“Jangan-jangan pisau bedah itu menyakiti Layla.”
“Menyakiti Layla? Mana bisa? Yang dibedah badanmu.”
“Justru itu. Layla berada di dalam setiap bagian tubuhku. Mereka yang berjiwa cerah tak akan melihat perbedaan antara aku dan Layla.”


Kekasih

Tentang seseorang di pintu Sang Kekasih
dan mengetuk. Ada suara bertanya, “Siapa di sana?”
Dia menjawab, “Ini Aku.”
Sang suara berkata, “Tak ada ruang untuk Aku dan Kamu.”
Pintu tetap tertutup
Setelah setahun kesunyian dan kehilangan, dia kembali
dan mengetuk lagi. Suara dari dalam bertanya, “Siapa di sana?”
Dia berkata, “Inilah Engkau.”
Maka, sang pintu pun terbuka untuknya.


Hikmah Kesengsaraan

Lihatlah buncis dalam periuk,
betapa ia meloncat-loncat selama menjadi sasaran api.
Ketika direbus, ia selalu timbul ke permukaan,
merintih terus-menerus tiada henti,
"Mengapa engkau letakkan api di bawahku? Engkau membeliku:
mengapa kini kau siksa aku seperti ini?
Sang isteri memukulnya dengan penyendok.
"Sekarang," katanya,
"Jadi benar-benar matanglah kau dan jangan meloncat lari dari yang menyalakan api.
Aku merebusmu, namun bukan karena kau membangkitkan kebencianku;
sebaliknya, inilah yang membuatmu menjadi lebih lezat
dan menjadi gizi serta bercampur dengan jiwa yang hidup:
Kesengsaraan bukanlah penghinaan.
Ketika engkau masih hijau dan segar,
Engkau minum air di dalam kebun: air minum itu demi api ini.
Kasih Tuhan itu lebih dahulu daripada permukaan-Nya itu
Tujuannya bahwa dengan kasih-Nya engkau dapat menderita kesengsaraan.
Kasih-Nya yang mendahului permukaan-Nya itu
supaya sumber penghidupan, yang ada, dapat dihasilkan;
bahkan kemudian Tuhan Yang Maha Agung membenarkannya,
berfirman, 'Sekarang engkau telah tercuci bersih dan keluarlah dari sungai.'
teruslah, wahai buncis, terebus dalam kesengsaraan sampai wujud
ataupun diri tak tersisa padamu lagi.
Jika engkau telah terputus dari taman bumi,
engkau akan menjadi makanan dalam mulut dan masuk ke kehidupan.
Jadilah gizi, energi, dan pikiran! engkau menjadi air bersusu:
kini jadilah singa hutan!
Awalnya engkau tumbuh dari Sifat-sifat Tuhan:
kembalilah kepada Sifat-sifat-Nya!
Engkau menjadi bagian dari awan, matahari dan bintang-bintang:
engkau kan menjadi jiwa, perbuatan, perkataan, dan pikiran.
Kehidupan binatang muncul dari kematian tetumbuhan:
maka perintah, 'bunuhlah aku, wahai para teman setia,' adalah benar.
Lantaran kemenangan menanti setelah mati, kata-kata,
"lihatlah karena dibunuh aku hidup,' adalah benar."


Pengendalian Ego Imam Ali as

Belajarlah dari Ali bagaimana berperang
tanpa melibatkan ego sedikit pun di dalamnya.
Singa Allah tidak melakukan apa pun,
yang tidak bergerak bangun dari pusatnya,
yang berada jauh di dalam.

Pernah dalam suatu pertempuran,
Ali berhasil menjatuhkan seorang ksatria terbaik,
Lalu Ali menarik pedangnya,
Sang ksatria yang tak berdaya di atas permukaan tanah meludahi wajah Ali,
Ali menjatuhkan pedangnya lalu membantunya di bawah kakinya,
“Mengapa engkau tidak membunuhku?”
“Mengapa sinar terang berbalik kembali ke dalam kabutnya?
Berbicaralah, junjunganku, agar jiwaku mulai bergerak
dalam diriku bagai embrio.” (tanya si ksatria musuh Ali)

Ali diam membisu, lalu tiba-tiba menjawab,
“Aku adalah singa Allah, bukan singa hawa nafsu,
Allah-lah Tuhanku, aku tidak merindukan apa pun
selain Yang Mahaesa.
Ketika hembusan angin reaksi ego muncul,
Aku tidak terseret dalam gerakannya,
Ada banyak hembusan angin
yang penuh diliputi amarah, nafsu dan hasrat.
Tiupan angin tersebut menerbangkan sampah kotoran,
berhamburan ke sana ke mari.
Namun gunung kokoh di alam sejati,
bergeming sedikit pun dari tempatnya.

Kini tak ada yang tersisa selain sifat-sifat Allah.
datang dan masuklah ke dalam diriku
melalui jendela terbuka itu.

Kelancanganmu jauh lebih baik daripada
bentuk penghormatan apa pun,
karena saat ini aku adalah engkau dan engkau adalah aku.
Kuberikan hati yang terbuka ini,
Sebagaimana Allah memberikan rahmat dan berkah-Nya,
racun air ludahmu telah berubah menjadi madu persahabatan”
(Matsnawi, I : 3721-3750,3764,3771,3773, 3782, 3787, 3796, 3798, 3825, 3830, 3832, 3841, 3844)



Cinta
I.
Cinta mengubah kepahitan menjadi manis
tanah dan tembaga menjadi emas
yang keruh menjadi jernih
si pesakitan menjadi sembuh
penjara menjadi taman
derita menjadi nikmat
kekerasan menjadi kasih sayang

II.
Cintalah yang telah melunakkan besi
mencairkan batu
membangkitkan yang mati
meniupkan kehidupan pada jasad tak bernyawa
mengangkat hamba menjadi sang majikan

III.
Cinta bagaikan sayap
dengannya manusia terbang di angkasa
menggerakkan ikan menuju jala sang nelayan
menghantar si kaya meraih bintang di langit ketujuh
Cinta berjalan di gunung
maka gunungpun bergoyang menari

IV.
Cinta itu kekayaan sejati
takkan bersatu dengannya
singgasana raja dan sultan
siapa yang telah mencicipi
takkan ada lagi anggur yang melebihi
Cinta adalah raja diraja
kekuasaan rajapun bersujud di hadapannya
sultan dan khalifah menjadi budaknya

V.
Cinta bagaikan penyakit tanpa obat
setiap penderita meminta ditambahkan penderitaannya
dengan suka cita mereka berharap
kepedihan dan derita dilipatgandakan
Takkan ada minuman di dunia
yang manisnya melebihi racun ini
Takkan ada lagi kesehatan di dunia
yang lebih baik dari penyakit ini
Cinta memanglah penyakit
tetapi, penyakit yang menyembuhkan semua penyakit
siapa saja yang pernah mengidapnya
takkan pernah lagi menderita penyakit lain

VI.
Cinta adalah warisan Sang Adam
sedangkan kecerdikan itu barang dagangan syetan
tempat si cerdik dan bijaksana bersandar pada jiwa dan akalnya
Cinta berarti penyerahan diri
karena akal bagaikan seorang perenang
yang terkadang sampai ke tepian
sering juga tenggelam di tengah jalan
Tak sebanding dengan Cinta ini
ibarat bahtera Nuh yang terselamatkan

VII.
Tidak setiap kita berhak dicintai
karena syarat dicintai adalah akhlak dan keutamaan
namun ambil bagianmu sebagai pecinta dan nikmatillah
Jika dirimu tidak menjadi yang dicintai
maka jadilah yang mencintai


Cinta tak butuh lidah dan pena

Sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan panjang lebar.
Namun jika cinta kudatangi aku jadi malu pada keteranganku sendiri.
Meskipun lidahku telah mampu menguraikan dengan terang.
Namun tanpa lidah,
Cinta ternyata lebih terang
Sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya
Kata-kata pecah berkeping-keping begitu sampai kepada cinta
Dalam menguraikan cinta, akal terbaring tak berdaya
Bagaikan keledai terbaring dalam lumpur
Cinta sendirilah yang menerangkan cinta
Dan percintaan!


Menangislah!

Karena tangisan awan, taman pun tersenyum
Karena tangisan bayi, air susu pun mengalir

Pada suatu hari ketika bayi tahu cara, ia berkata
“Aku akan menangis agar perawat penyayang tiba”

Tidakkah kamu tahu bahwa Sang Perawat Agung
Tidak akan berikan susu jika kamu tidak meraung

Tuhan berfirman, “Menangislah sebanyak-banyaknya”
Dengarkan, anugrah Tuhan kan curahkan air susunya

Tangisan awan dan panas mentari
Adalah tiang dunia, rajutlah keduanya

Jika tak ada panas mentari dan tangisan awan
Mana mungkin bakal kembang semua badan

Mana mungkin musim silih berganti
Jika kemilau dan tangis ini berhenti

Mentari yang membakar dan awan yang menangis
Itulah yamg membuat dunia segar dan manis

Biarkan matahari kecerdasanmu terus-menerus terbakar
Biarkan matamu, seperti awan, kemilau karena airmata yang keluar

Menangislah seperti rengekan anak kecil, jangan makan rotimu
karena roti jasmanimu akan mengeringkan air ruhanimu

Ketika tubuhmu rimbun dengan dedaunan yang subur
Siang malam batang rohmu melepaskannya seperti musim gugur

Kerimbunan tubuhmu adalah kerontangan rohmu
Segeralah, jatuhkan tubuhmu, tumbuhkan rohmu!

Pinjami Tuhan, pinjamkan kerimbunan tubuhmu
Tukarkan dengan taman yang merkah dalam jiwamu

Berikan pinjaman, kurangi makanan badanmu
Biar tampaklah muka yang dulu tak terlihat matamu

Ketika badan mengeluarkan semua kotoran keji
Tuhan mengisinya dengan mutiara dan kesturi

Orang itu telah menukar kotoran dengan kesucian
Dari “Dia sucikan kamu” ia peroleh kenikmatan


Hari kesyahidan Imam Husain as (Asyura)

“Tidakkah engkau tahu bahwa hari Asyura adalah hari duka cita bagi satu jiwa yang lebih utama ketimbang seluruh abad?
Bagaimana bisa tragedi ini dianggap ringan oleh seorang Mukmin hakiki?
Kecintaan kepada anting (Husain) sama dengan kecintaan kepada telinga (Nabi Muhammad saw).
Dalam pandangan Mukmin sejati, duka cita kepada ruh murni lebih agung ketimbang ratusan banjir pada (zaman) Nuh.” (Buku Keenam, bait 790-92.)


(Dari berbagai sumber: terjemahan Abdul Hadi W. M., dll)

Menari bersama Rumi

Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.
Begitulah caranya!

Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepada-Nya!

Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,
maka tetaplah persembahkan doamu
yang kering, munafik dan tanpa keyakinan;
karena Tuhan, dengan rahmat-Nya
akan tetap menerima mata uang palsumu!

Jika engkau masih mempunyai
seratus keraguan mengenai Tuhan,
maka kurangilah
menjadi sembilan puluh sembilan saja.

Begitulah caranya!
Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,
ayolah datang, dan datanglah lagi!
Karena Tuhan telah berfirman:
"Ketika engkau melambung ke angkasa
ataupun terpuruk ke dalam jurang,
ingatlah kepada-Ku,
karena Aku-lah jalan itu."


Alkisah, setelah mendengarkan penjelasan Rumi tentang sebuah permasalahan kepada murid-muridnya, Al-Qunawi, murid utama Ibn 'Arabi bertanya kepadanya, "Bagaimana mungkin dirimu memiliki kesanggupan untuk menjelaskan perkara metafisika yang sedemikian rumit dan mendalam dalam bahasa penyampaian yang sedemikian sederhana?" Rumi menjawab, "Bagaimana mungkin dirimu memiliki kesanggupan untuk membuat perkara yang sedemikian sederhana terdengar sedemikian rumit?". Anekdot di atas menunjukkan bahwa metode spiritual yang diajarkan Jalaluddin al-Rumi, tasawuf dengan ciri khasnya, tarian berputar, bisa memikat siapa saja yang memiliki kesanggupan untuk mengapresiasi keindahan dan musik, apapun jenjang pendidikan yang dimilikinya. Rumi menggunakan fenomena paling wajar dan pengalaman kehidupan sehari-hari sebagai tamsil untuk menjelaskan derajat tertinggi spiritual. Dia pun menggunakan istilah teknis yang luas, terutama diambil dari bahasa sehari-hari masyarakat, bukan bahasa para filosof dan teolog, meskipun ada juga beberapa bait puisinya yang sulit dimengerti.

Dialah Jalaluddin al-Rumi yang pernah diramalkan oleh Fariduddin al-Attar akan menjadi seorang sufi besar. Perubahan besar muncul dalam diri Rumi semenjak dia bertemu dengan Syams Tabrizi, sufi eksentrik. Bagaimana tidak, Syams sendiri mengakui bahwa dirinya memang dianggap aneh, tidak dapat dimengerti manusia dan di luar kebiasaan mereka, bahkan dalam satu riwayat dia mengatakan: "… Kata-kataku sedemikian tinggi sehingga untuk melihatnya, engkau harus menengadahkan kepala hingga topimu terjatuh".

Syams dibimbing untuk berjumpa dengan Rumi melalui sebuah mimpi. Syams menjelaskan keberadaan dirinya sebagai berikut:
"Aku tak punya urusan apapun di dunia ini dengan orang awam, aku tidak datang demi mereka. Aku menjadi teman setia bagi siapapun yang menuntun dunia menuju Tuhan."
"Ketika aku menjumpai Maulana, kondisi pertama yang harus ditegaskan adalah diriku tidak datang sebagai seorang syaikh. Tuhan tidak menciptakan seorang manusia di bumi ini yang dapat berlaku sebagai syaikh bagi Maulana. Demikian pula, aku datang bukan sebagai seorang murid sebab diriku telah melampaui derajat itu."
Syams juga menjelaskan hubungannya dengan Rumi melalui sebuah parabel:
"Seorang saudagar memiliki lima puluh agen yang berkelana ke setiap penjuru dan memperdagangkan barang miliknya. Namun, dia pergi mencari sebutir mutiara dan mengetahui bahwa ada seorang penyelam khusus pencari mutiara. Dia sempat berpapasan dengan sang penyelam, maka sang penyelam mencari dirinya. Mutiara itu tersembunyi di antara sang saudagar dan penyelam. Sang saudagar awalnya pernah menyaksikan mutiara itu dalam mimpi dan mempercayai mimpinya, seperti Yusuf …. Saat ini, Maulana adalah penyelam, sang saudagar adalah diriku sendiri, dan mutiara itu ada di antara kami."

Pertemuan yang kedua antara dua pencinta Tuhan ini membawa dampak besar pada diri Rumi. Dia mulai meninggalkan semua aktifitas kesehariannya sebagai guru besar di Konya, dia menanggalkan jubah kebesarannya, berhenti mengajar dan berkhutbah, dan mulai menghadiri kegiatan sama' Syams secara teratur. Perubahan ilahiah yang terjadi pada Rumi ini disadari oleh seluruh kota. Rumi menyinggung perubahan yang dijalaninya antara lain dalam bait berikut:
Dahulu, jemariku senantiasa menggenggam al-Qur'an,
tetapi kini ia menggenggam kendi Cinta.
Dahulu, mulutku penuh dengan pujian,
tetapi kini, ia hanya melantunkan puisi dan nyanyian.

Sebenarnya pengaruh kehadiran Syams pada diri Rumi tersebut diketahui pasti oleh Syams. Dia sendiri pernah mengatakan bahwa tanda bahwa seseorang telah menjadi sahabatku adalah terasa dingin pahitnya persahabatan dengan yang lain –bukan dalam taraf yang masih memungkinkan persahabatan dengan orang lain terus berlanjut meski telah dingin, melainkan dalam taraf sedemikian rupa sehingga ia tidak mampu lagi bersahabat dengan selainku.

Kesetiaan Rumi kepada Syams membangkitkan kecemburuan pada sejumlah pengikutnya. Atmosfer tak bersahabat yang akhirnya timbul membuat Syams pergi meninggalkan Konya setelah tinggal selama 16 bulan. Dalam kepedihannya, Rumi mengasingkan diri dari semua orang. Saat sepucuk surat yang dikirim Syams dari Suriah tiba, Rumi mengirimkan kepadanya sejumlah ghazal yang melukiskan keadaannya setelah ditinggal pergi oleh Syams:
Tanpa kehadiranmu, sama' adalah terlarang;
seperti halnya setan, pesta adalah kutukan.
Tanpa kehadiranmu, tak satu pun ghazal yang kutorehkan;
ketika pesanmu datang, lima atau enam bait telah kuciptakan karena kegembiraan dalam mendengarnya.

Rumi mengutus Sultan Walad, putranya kepada Syams, yang pada akhirnya kembali menetap di Konya sampai 645 H/1247-48 M, ketika Syams menghilang. Konon Syams dibunuh oleh para murid yang merasa cemburu, bahkan juga melibatkan putra Rumi sendiri, Ala' al-Din. Namun, Rumi tidak memperlihatkan tanda-tanda bahwa dia berpikir Syams telah meninggal dan tidak mengasingkan diri seperti halnya yang terjadi saat pertama kali kehilangan Syams. Sebagai gantinya, dia mencurahkan diri pada sama' dan melantunkan nyanyian kepedihan hati dan kerinduan. Dua tahun setelah kelenyapan Syams, dia mengambil kesimpulan bahwa Syams hanya akan dapat ditemukan di dalam dirinya sendiri.

Tak bisa dipungkiri, dari pribadi Syams-lah, Rumi dapat menyempurnakan kapasitas batinnya. Sebelum bertemu Syams, Rumi belajar tasawuf dari ayahnya, Baha al-Din Walad -kemungkinan besar murid dekat Najm al-Din Kubra pendiri tarikat Kubrawiyah, dan murid ayahnya, Burhan al-Din Tirmidzi. Baha al-Din Walad mempunyai kitab dari kompilasi khutbahnya, Ma'arif. Isi kitab Ma'arif sendiri bisa dikatakan lebih menekankan pada cinta dan kelembutan Tuhan. Sebaliknya, dari Maqalat milik Syams Tabrizi seakan menunjukkan aspek Maha Pemaksa Tuhan dan Keagungan-Nya. Konon Rumi senantiasa membawa Ma'arif karya ayahnya dan mempelajarinya hingga saat Syams melarangnya membaca kitab itu. Perbuatan Syams tersebut mungkin melambangkan keinginannya untuk memperkuat kapasitas batin Rumi untuk sanggup memancarkan aspek keagungan dan kekerasan Tuhan. Dari ayahnya, Rumi menyelami samudera cinta dan kelembutan Tuhan. Sedang dari Syams, Rumi mempelajari bagaimana kerasnya Tuhan, kepedihan serta kegelisahan hati akibat perpisahan. Dua hal inilah yang diperlukan bagi seorang pecinta dalam mencapai kesempurnaan spiritual. Seperti yang sering dituturkan Rumi, sebelum mencecap air segar, seekor burung tak akan menyadari bahwa dirinya hidup di atas air asin; sebelum mencecap persatuan dengan Tuhan, seorang pejalan tak akan menyadari sesungguhnya dirinya menggeletak dalam keterpisahan dengan Tuhan yang merupakan kepedihan tak terbatas.

Bagi Rumi cinta adalah jantung dan tema sentral segenap spiritualitas. Dalam nyanyiannya Rumi menceritakan pengalaman akan cinta dan menyalakan api cinta dalam hati manusia. Dia mendorong manusia untuk meninggalkan segenap kekasih yang semu dan beralih pada Kekasih yang Sejati.
Bersahabatlah dengan kami, jangan berkawan dengan orang bodoh! Jangan seperti seekor keledai –mengapakah dirimu mengendusi buntut setiap keledai betina?

Awal dan akhirmu adalah Cinta yang abadi –jangan menjadi seorang pelacur, yang mendekap lelaki yang berbeda setiap malamnya.

Tengadahkan hatimu pada Hasrat itu, yang tak akan mungkin dapat terpisahkan. Wahai manusia berhati singa, jangaan jadikan hatimu bak anjing yang berdiri di lorong-lorong.

Ketika dalam kepedihan, engkau mendamba penawar –palingkan wajahmu pada sang Penawar, jangan lagi pada ini dan itu.

Jangan seperti unta yang berlari menuju semak berduri –mengapa kauacuhkan sang taman, mata air, padang rumput, dan sungai kecil yang mengalir.

Perhatikanlah! Sang Kaisar telah mengadakan perjamuan kerajaan. Demi Tuhan, janganlah terus berlapar-lapar di tong sampah ini!

Pangeran kita, si pemain polo telah memasuki gelanggang –jadikan hatimu dan ruhmu sebagai bola yang bergulir di bawah kaki kuda-Nya!

Basuh wajahmu sebersih-bersihnya –jangan salahkan cermin! Murnikan batang emasmu –jangan salahkan neraca!

Buka bibirmu (untuk berbicara) hanya kepada Dia yang telah memberi bibir kepadamu, berlarilah hanya kepada-Nya yang telah memberi kaki kepadamu! Sadarilah bahwa wajah dan rambut terurai dari kemolekan ini hanyalah semu –jangan pernah menyebut mereka "si wajah rembulan, ikal rambut bak sutra!"

Pipi, mata, dan bibir hanya dipinjamkan pada segumpal tanah bumi –jangan terlampau berhasrat tampil menawan di depan si buta.

Keindahan Cinta memanggilmu, "Sama' akan berlangsung selamanya" –berseru dan menarilah hanya untuk memburu Keindahan itu

Jangan lagi mengucapkan kata, puisi, atau bisikan perlahan dalam bibirmu. Kata-kata adalah selubung –buatlah selembar selubung saja, jangan buat ratusan!




Rumi meninggalkan sejumlah karya, antara lain:
* Diwan i Syams i Tabrizi, terdiri dari kurang lebih 40.000 baris ghazal dan puisi. Diwan berisi puisi cinta, merayakan sukacita persatuan dengan Sang Kekasih, serta kegundahan akibat perpisahan dengan-Nya. Puisi dalam Diwan berkenaan dengan segenap periode perkembangan spiritual Rumi setelah kedatangan Syams.
* Matsnawi, yang terdiri dari 25 ribu bait puisi dalam 6 buku yang ditulis dalam jangka waktu lebih dari 16 tahun. Matsnawi memuat lebih dari 300 anekdot dan cerita panjang serta pendek yang menggambarkan berbagai macam dimensi kehidupan spiritual tasawuf.
* Fihi ma Fihi, karya prosa pendek meliputi tema yang sama dengan Matsnawi.
* Majalis Sab'ah, karya yang ditulis sebelum kedatangan Syams; sebuah karya bernada mistik, tetapi memiliki penekanan moral dan etika yang kuat.





Ekstra:
Alasan Keberadaan Kebaktian Musikal dan Tariannya


Rumi menerangkan kepada murid-muridnya alasan keberadaan kebaktian musikal dan tariannya: "Allah sangat memperhatikan masyarakat Rum. Sebagai jawaban terhadap sebuah doa(?) khalifah pertama, Abu Bakar, Allah menjadikan orang-orang Rum sebagai wadah utama curahan rahmat-Nya. Sedangkan negeri orang-orang Rum (Asia kecil) adalah negeri yang paling indah di muka bumi. Namun rakyat negeri ini benar-benar tidak memikirkan tentang betapa kayanya mencurahkan cinta kepada Allah itu, dan tidak terlintas dalam benaknya untuk menyukai kenikmatan-kenikmatan kehidupan spiritual. Yang menciptakan segala sebab mewujudkan sebuah sumber kasih sayang, dan mewujudkan suatu sarana yang menjauhkan diriku dari negeri Khurasan menuju negeri orang-orang Rum. Negeri itu dijadikan-Nya sebagai tempat tinggal bagi anak-anak dan keturunanku, agar, dengan mukjizat rahmat-Nya, tembaga keberadaan mereka diubah (dieliksir) menjadi emas dan menjadi obat, sehingga mereka masuk ke dalam jamaah para wali. Ketika aku melihat bahwa mereka tidak menyukai praktik kesahajaan religius, dan tidak mengetahui misteri-misteri Ilahi, aku berencana menciptakan teguran-teguran berirama (metrikal) dan kebaktian-kebaktian musikal, untuk mempesonakan pikiran manusia, dan lebih khusus lagi bagi orang-orang Rum, yang memiliki watak riang, dan menyukai paparan-paparan yang tajam. Anak kecil, kalau sakit, dibujuk supaya mau minum obat yang dapat menyembuhkan penyakitnya meskipun obat itu pahit rasanya. Seperti itu pula, orang-orang Rum dipandu oleh seni supaya mereka dapat merasakan lezatnya kebenaran spiritual."


Pembelaan Rumi pada Sufi-sufi Pemabuk

Rumi juga membela sufi yang ekstase seperti al-Hallaj, dan yang lain. Dia menerangkan bahwa ungkapan "Aku adalah Tuhan bukanlah pengakuan atas keagungan. Melainkan suatu kerendahan hati yang total. Seseorang yang berkata "Aku adalah hamba Tuhan" menyebutkan dua keberadaan, dirinya dan Tuhan. Sedangkan ungkapan "Aku adalah Tuhan" berarti peniadaan diri, yakni, dia menyerahkan keberadaan dirinya sebagai kekosongan. Dikatakan "Aku adalah Tuhan" bermakna "Aku tidak ada; segala sesuatu adalah Dia. Keberadaan adalah Tuhan sendiri, aku bukan keberadan sama sekali; bukan apa-apa". Pernyataan ini demikian luar biasa, lebih dari pengakuan terhadap keagungan apa pun. Sayangnya, banyak yang tidak memahami.
Rumi melukiskan pula bahwa sang sufi tersebut bagaikan sebatang besi yang karena dipanaskan dalam api menjadi merah menyala, sehingga besi itu akhirnya berkata, "Akulah api". Besi itu mempunyai warna api, meskipun ia adalah besi.

Warna besi hilang dalam warna api;
Besi membanggakan kehebatannya,
Meskipun sebenarnya ia diam
Ia menjadi mulia karena warna dan sifat dasar api;
Ia berseru, "Aku adalah api, aku adalah api."



Penyelamatan Kota Konya

Setelah Jalaluddin al-Rumi wafat, Kigatu Khan, seorang jendral Mongol akan datang menyerbu Konya, bermaksud menjarah kota itu dan membantai penduduknya. (Dia menjadi raja dari tahun 690 sampai 696 H/1290 sampai 1294 M).
Malam itu, dalam sebuah mimpi, dia melihat Jalaluddin al-Rumi mencekik lehernya, dan hampir saja dia tidak bisa bernafas, seraya berkata kepadanya: "Konya itu milikku. Apa yang kau inginkan dari penduduknya?"
Begitu sadar dari mimpinya, dia segera saja berlutut seraya memohon ampun, dan juga mencari keterangan mengenai makna mimpinya. Dia mengutus seorang duta untuk meminya izin baginya untuk masuk ke kota itu sebagai tamu baik-baik.
Ketika sampai di istana, bangsawan-bangsawan Konya berdatangan ke istananya membawa hadiah-hadiah istimewa. Ketika semuanya duduk khidmat, tiba-tiba Kigatu bergetar hebat, dan bertanya kepada salah seorang pangeran kota itu yang duduk di atas sofa di dekatnya: "Siapa kiranya orang yang duduk di sebelahmu di atas sofamu?" Pangeran itu menoleh ke kanan dan ke kiri, tetapi tidak melihat siapa-siapa. Dia segera menjawab. Kigatu menyahut: "Apa? Apa katamu? Aku melihat seorang lelaki tinggi duduk di sebelahmu. Janggutnya menggerikan, dan air mukanya pucat, surban abu-abu dan selebar kain cita wol India menutupi dadanya. Dia menatap ke arahku dengan penuh selidik."
Pangeran itu segera menduga bahwa bayangan Jalaluddin ada di sebelahnya, dan menjawab: "Mata suci yang mulia sajalah yang dapat menyaksikan hal itu. Itulah putra Bahauddin dari Balkh (sekarang ini di Afghanistan), guru kami Jalaluddin, yang dimakamkan di negeri ini."
Khan menjawab: "Semalam aku bertemu dia dalam mimpi. Dia hampir saja membuatku tidak bisa bernafas, seraya berkata kepadaku bahwa Konya itu miliknya. Nah, pangeran, aku anggap kau ayah angkatku. Aku hampir saja berniat menghancurkan kota ini. Katakan, apakah orang suci ini mempunyai putra atau keturunan yang tinggal di sini?"
Pangeran itu mengatakan kepadanya tentang Sultan Walad, yang kini menjadi syaikh kota itu, dan wali Allah yang tiada duanya. Kigatu menyatakan keinginannya untuk pergi mengunjungi sang syaikh. Pangeran itu mengantarnya dan juga bangsawan-bangsawannya pergi menemui Sultan Walad. Mereka semua menyatakan diri menjadi murid-muridnya, dan memakai surban darwisy. Sultan Walad bercerita kepada Khan sejarah terusirnya kakeknya dari Balkh, dan tentang peristiwa setelah pengusiran itu. Khan memberinya hadiah-hadiah berharga, dan menyertainya berziarah ke makam wali yang sudah tiada itu.


Konya akan Semarak


Akan tiba saatnya, ketika Konya menjadi semarak, dan makam kita tegak di jantung kota. Gelombang demi gelombang khalayak menjenguk mousoleum kita, menggemakan ucapan-ucapan kita.
Itulah ucapan Jalaluddin Rumi pada putranya, Sultan Walad, di suatu pagi. Dan waktu kemudian berlalu, melintasi tahun dan abad. Konya seakan terlelap dalam debu sejarah. Tetapi, "kota Anatolia Tengah ini tetap berdiri sebagai saksi kebenaran ucapan Rumi", tulis Talat Said Halman, peneliti karya-karya mistik Rumi.


Nyanyian-nyanyian Rumi
Bisa dilihat di sini dan di sini

(Dari berbagai sumber)

100 Dollar Gratis dari VCGW.com

Siang-siang saat bibir mulai kering, iseng-iseng cari bisnis online gratisan, eh ketemu info yang lumayan bikin penasaran. Situs VCGW.com, yang masih tahap pre-launch sampai dengan 5 September 2010. Program ini langsung memberikan kita $100 ke akun sesaat setelah pendaftaran kita diterima. Ini bukti di akun saya :



Bonus $100 gratis ini, hanya diberikan selama pre-launch saja. Jika teman-teman tertarik mendapatkan $100 gratis ini, segeralah mendaftar dengan cara :

1. Buka situs “Viral Cash Gone Wild“, atau copy paste http://www.viralcashgonewild.com/?mysite=ghoelam
2. Isi formulir (nama awal, nama akhir, dan email anda) lalu klik tombol “LET ME IN NOW!“
3. Selanjutnya anda verifikasi untuk mendapatkan bonus $100 gratis, yaitu dengan mengisi formulir pendaftaran yang tersedia. Isi dengan data anda yang valid.
4. Selanjutnya anda login ke member area anda, klik menu “Account Details” lalu pilih “Commissions” maka anda akan melihat $100 sudah ada di akun anda.

Viral Cash Gone Wild ini adalah perusahaan periklanan online dari Amerika Serikat yang nantinya menerapkan sistem network marketing dan PPA (Paid Per Action).
Anda bisa mendapatkan penghasilan yang lebih besar dengan mengembangkan jumlah member di jaringan anda. Untuk mendapatkan referral, silahkan anda ambil link referral anda di halaman depan member area anda dan ajak teman-teman anda atau pengunjung web/blog anda untuk bergabung melalui link referral anda tersebut.
Sebagai free member, anda bisa memperoleh bonus fast start sebesar $10 setiap ada member yang melakukan upgrade menjadi basic/premium member di jaringan anda. Anda juga mendapatkan bonus PPA sebesar $0.01 dari setiap kegiatan (action) yang dilakukan oleh referral anda. Misalnya mereka mengklik iklan, mengisi form survey, melakukan searching, mencoba produk gratis, dll).

Anda berpeluang memperoleh penghasilan bulanan lebih besar bila anda meng-upgrade keanggotaan menjadi Basic atau Premium member, cuman biayanya agak berat di kantong.
Saran saya untuk sementara jadi free member aja dulu sambil mengumpulkan modal untuk mengupgrade keanggotaan. Jangan khawatir, free member pun bisa mendapatkan bayaran dari program ini.

Syarat untuk menerima pembayaran adalah anda harus memiliki rekening Alertpay. Jika anda belum punya, silahkan miliki gratis di http://alertpay.asnawi.com. Verifikasi akun menggunakan nomor hp aja.

Semoga bermanfaat.

SCAM atau tidak belum terbukti, yang penting maju dulu.